MINAHASA,POSTKOTANEWS.CO.ID – Plagiat jadi sorotan dalam dunia akademik sebagai pelanggaran serius yang menodai serta mengancam integritas pendidikan. Prof. Dr. Drs. J.L.L. Lombok, S.H., M.Si., mantan Rektor dan Guru Besar Universitas Negeri Manado (UNIMA), dengan tegas menyatakan bahwa plagiat adalah kejahatan akademik yang tidak dapat diampuni, terutama jika melibatkan pemimpin kampus.
Dalam wawancara bersama Pers Jumat (24/01/2025) di UNIMA, Prof. Lombok menekankan pentingnya peran seorang pemimpin kampus sebagai teladan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai akademik.
“Seorang pemimpin kampus harus menjadi simbol integritas dan kredibilitas. Jika pemimpin sendiri terlibat dalam plagiat, ini akan meruntuhkan kepercayaan seluruh civitas akademika dan masyarakat,” tegasnya.
Menurut Prof. Lombok, plagiat bukan sekadar pelanggaran pribadi, tetapi juga berdampak sistemik terhadap reputasi dan kepercayaan terhadap institusi pendidikan.
“Ketika seorang pemimpin kampus, seperti rektor atau dekan, terlibat dalam plagiat, dampaknya jauh lebih besar. Ini mencoreng nama baik universitas dan menciptakan krisis moral di lingkungan akademik,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa seorang pemimpin kampus harus memiliki integritas yang tidak dapat diragukan.
“Bagaimana mungkin seorang pemimpin yang terbukti melakukan plagiat bisa mendorong mahasiswa dan dosen untuk berkarya dengan jujur? Itu adalah sebuah kontradiksi besar,” ujarnya.
Prof. Lombok mengingatkan bahwa pemimpin kampus adalah sosok panutan bagi seluruh civitas akademika. Karena itu, setiap langkah mereka harus mencerminkan nilai-nilai luhur dunia pendidikan, termasuk dalam menjaga orisinalitas karya ilmiah.
“Pemimpin kampus memiliki tanggung jawab besar untuk memimpin dengan memberi contoh. Ketika mereka gagal menjaga integritas akademik, mereka tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga masa depan pendidikan yang mereka pimpin,” katanya.
Ia juga mendukung penerapan sanksi tegas terhadap pemimpin kampus yang terbukti melakukan plagiat.
Menurutnya, institusi pendidikan harus memiliki keberanian untuk bertindak sesuai aturan, meskipun yang bersalah adalah orang dengan jabatan tinggi.
“Tidak ada ruang untuk kompromi. Jika seorang pemimpin kampus terbukti melakukan plagiat, langkah yang paling tepat adalah pencabutan jabatan. Ini penting untuk menjaga integritas institusi dan memberikan pesan yang jelas bahwa kejahatan akademik tidak bisa ditoleransi,” ujarnya.
Prof. Lombok juga mengingatkan pentingnya seleksi yang ketat dalam pemilihan pemimpin kampus.
“Kita perlu memastikan bahwa mereka yang memimpin kampus adalah individu dengan rekam jejak yang bersih dan dedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan,” katanya.
Ia berharap pemimpin kampus masa depan mampu menjadi inovator sekaligus pelindung nilai-nilai akademik.
“Pemimpin kampus harus menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas akademik.
Jika nilai-nilai ini dipegang teguh, universitas akan mampu menjadi pilar utama dalam membangun generasi masa depan yang unggul,” pungkasnya.
Pernyataan Prof. Lombok ini diharapkan menjadi pengingat bagi seluruh pemimpin kampus untuk terus menjaga nilai-nilai integritas, kejujuran, dan kredibilitas.Mahasiswa harus juga pekah terhadap isu Plagiat di lingkungan kampus ,jangan diam melainkan ikut perangi kejahatan ini.
Dunia pendidikan membutuhkan pemimpin yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi sebagai teladan bagi generasi mendatang.(73’U)